Memiliki anak yang
aktif dan ceria, orangtua mana pun pasti bahagia. Tapi jika anak terlampau
aktif dan tak bisa diam, pasti Bunda kewalahan juga. Misalnya,
ketika waktunya makan, ia malah sibuk lari-larian ke sekeliling penjuru rumah. Ketika bermain pun tak jarang ia mengalami kecelakaan kecil seperti tersandung atau terantuk sesuatu hingga memar. Namun, Bunda juga jangan lekas-lekas mengecapnya bandel. Karena itu, Bunda perlu mengetahui langkah-langkah dasar dalam menghadapi anak hiperaktif.
ketika waktunya makan, ia malah sibuk lari-larian ke sekeliling penjuru rumah. Ketika bermain pun tak jarang ia mengalami kecelakaan kecil seperti tersandung atau terantuk sesuatu hingga memar. Namun, Bunda juga jangan lekas-lekas mengecapnya bandel. Karena itu, Bunda perlu mengetahui langkah-langkah dasar dalam menghadapi anak hiperaktif.
Pertama, atur
pemberian makanan yang mengandung gula atau karbohidrat sulingan berkadar
tinggi, seperti nasi putih atau berbagai produk olahan tepung, agar tidak
berlebih. Hindari juga penyedap rasa serta pemanis dan pewarna buatan. Asupan yang
tepat untuk membantu Bunda menghadapi anak hiperaktif adalah makanan yang
mengandung kalsium dan magnesium—seperti sayur-mayur, kacang-kacangan, dan
biji-bijian. Selain itu, karena pergerakan anak hiperaktif sangat dinamis,
metabolisme tubuhnya pun relatif cepat sehingga ia butuh asupan lebih sering
daripada anak yang lain.
Kemudian, menghadapi
anak hiperaktif juga membutuhkan banyak kesabaran. Menerapkan kedisiplinan itu
penting, tapi usahakan untuk tidak berlebihan dan otoriter. Terutama untuk anak
hiperaktif, tekanan dan omelan hanya akan membuatnya semakin berontak. Jadi,
dalam keadaan sejengkel apa pun, Bunda sebaiknya berusaha menenangkan diri dan
menegur si kecil dengan cara yang lebih persuasif seperti bujukan yang halus
dan memberikan penjelasan.
Pada beberapa kasus,
menghadapi anak hiperaktif mungkin memerlukan pemberian obat sesuai dengan
petunjuk dokter. Misalnya, penggunaan antidepresan seperti ritalin, dexedrine,
desoxyn, adderal, cylert, buspar, dan clonidine. Akan tetapi, sebisa mungkin hindari
penggunaan obat-obatan seperti itu. Jika Bunda sudah merasa bahwa hiperaktif si
kecil sudah mustahil untuk ditangani sendiri, bawa ia bertemu psikolog anak
untuk menjalani terapi cognitive behavior untuk menumbuhkan self control dalam
dirinya.
Terakhir,
anak hiperaktif biasanya memiliki energi berlebih. Jadi, ada baiknya jika Bunda
menemani si kecil menjalani aktivitas fisik seperti bermain di lapangan untuk
menyalurkan energi tersebut. Ketika ia merasa lelah, Bunda juga bisa
menemaninya dengan membacakannya cerita ringan sambil bersantai di rumah untuk
melatih kemampuannya berkonsentrasi. Karena, pada dasarnya anak hiperaktif
memiliki potensi intelegensi yang luar biasa ketika ia mampu berkonsentrasi.
Pak Mesran yang terhormat,
BalasHapusTampilan blog saya, saya akui sangat jauh dari yang biasa di publikasikan di internet.
Mohon harap maklum Pak.....!
Saya kewalahan bagi waktu u/belajar, u/keluarga, u/pekerjaan, u/kumpulan marga, u/STM, u/pesta adat, u/pengemabangan diri, dan banyak lagi.
Mohon kasi tau rahasianya Pak...!
Bagaimna Bapak mengatasinya semua itu, tanpa harus mengorbankan salah satunya. Thanks for all. But I'am sure I'll be able to cope every thing. absolutly, because of your suggestion.
Thanks so much....GBU.