Selasa, 18 Desember 2012

Menghadapi anak hiperaktif


Memiliki anak yang aktif dan ceria, orangtua mana pun pasti bahagia. Tapi jika anak terlampau aktif dan tak bisa diam, pasti Bunda kewalahan juga. Misalnya,
ketika waktunya makan, ia malah sibuk lari-larian ke sekeliling penjuru rumah. Ketika bermain pun tak jarang ia mengalami kecelakaan kecil seperti tersandung atau terantuk sesuatu hingga memar. Namun, Bunda juga jangan lekas-lekas mengecapnya bandel. Karena itu, Bunda perlu mengetahui langkah-langkah dasar dalam menghadapi anak hiperaktif.
Pertama, atur pemberian makanan yang mengandung gula atau karbohidrat sulingan berkadar tinggi, seperti nasi putih atau berbagai produk olahan tepung, agar tidak berlebih. Hindari juga penyedap rasa serta pemanis dan pewarna buatan. Asupan yang tepat untuk membantu Bunda menghadapi anak hiperaktif adalah makanan yang mengandung kalsium dan magnesium—seperti sayur-mayur, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Selain itu, karena pergerakan anak hiperaktif sangat dinamis, metabolisme tubuhnya pun relatif cepat sehingga ia butuh asupan lebih sering daripada anak yang lain.
Kemudian, menghadapi anak hiperaktif juga membutuhkan banyak kesabaran. Menerapkan kedisiplinan itu penting, tapi usahakan untuk tidak berlebihan dan otoriter. Terutama untuk anak hiperaktif, tekanan dan omelan hanya akan membuatnya semakin berontak. Jadi, dalam keadaan sejengkel apa pun, Bunda sebaiknya berusaha menenangkan diri dan menegur si kecil dengan cara yang lebih persuasif seperti bujukan yang halus dan memberikan penjelasan.
Pada beberapa kasus, menghadapi anak hiperaktif mungkin memerlukan pemberian obat sesuai dengan petunjuk dokter. Misalnya, penggunaan antidepresan seperti ritalin, dexedrine, desoxyn, adderal, cylert, buspar, dan clonidine. Akan tetapi, sebisa mungkin hindari penggunaan obat-obatan seperti itu. Jika Bunda sudah merasa bahwa hiperaktif si kecil sudah mustahil untuk ditangani sendiri, bawa ia bertemu psikolog anak untuk menjalani terapi cognitive behavior untuk menumbuhkan self control dalam dirinya.
Terakhir, anak hiperaktif biasanya memiliki energi berlebih. Jadi, ada baiknya jika Bunda menemani si kecil menjalani aktivitas fisik seperti bermain di lapangan untuk menyalurkan energi tersebut. Ketika ia merasa lelah, Bunda juga bisa menemaninya dengan membacakannya cerita ringan sambil bersantai di rumah untuk melatih kemampuannya berkonsentrasi. Karena, pada dasarnya anak hiperaktif memiliki potensi intelegensi yang luar biasa ketika ia mampu berkonsentrasi.
 

1 komentar:

  1. Pak Mesran yang terhormat,
    Tampilan blog saya, saya akui sangat jauh dari yang biasa di publikasikan di internet.
    Mohon harap maklum Pak.....!
    Saya kewalahan bagi waktu u/belajar, u/keluarga, u/pekerjaan, u/kumpulan marga, u/STM, u/pesta adat, u/pengemabangan diri, dan banyak lagi.
    Mohon kasi tau rahasianya Pak...!
    Bagaimna Bapak mengatasinya semua itu, tanpa harus mengorbankan salah satunya. Thanks for all. But I'am sure I'll be able to cope every thing. absolutly, because of your suggestion.
    Thanks so much....GBU.

    BalasHapus